banyaknya pengunjung
DAFTAR ISI BLOG
kumpul blogger
lowongan
lowongan kerja
lowongan kerja
income-web
promoteburner
evaluasi desinfektan dan antiseptik
Evaluasi desinfektan dan antiseptik
Evaluasi laboratoris terhadap zat kimia antimikrobial dilakukan dengan mengikuti salah satu dari tiga prosedur yang umum. Pada tiap prosedur zat tersebut diujikan terhadap mikroorganisme terpilih yang disebut organisme uji. Prosedur tersebut ialah :
1. Zat antimikrobial berbentuk cair yang dapat larut dalam air diencerkan sebagaimana mestinya dan dimasukan kedalam tabung reaksi steril; kedalam masing-masing tabung itu ditambahkan sejumlah organisme uji yang diketahui jumlahnya. Pada interval tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung reaksi ini kedalam tabung berisi media steril yang lalu diinkubasi dan diamati nampak atau tidaknya pertumbuhan. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk menetapkan jumlah organisme yang mati per satuan waktu dengan cara melakukan hitungan cawan (plate count) terhadap sampel terhadapa interval terpilih.
Suatu prosedur uji yang telah dilakukan dengan baik, yaitu metode koefisien fenol, dilaksanakan menurut cara yang umum ini. Mikroorganisme uji (Staphylococcus aureus atau Salmonella typhi) dimasukan kedalam larutan fenol murni dan larutan zat kimia yang akan dievaluasi pada berbagai taraf pengenceran. Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan, dan dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu laruan fenol dengan pengenceran baku terhadap aktivitas larutan zat kimia yang sedang diuji.
Secara lebih spesifik, kita menentukan pengenceran setiap substansi (fenol dan senyawa yang diuji) yang tidak mematikan mikroorganisme uji dalam waktu 5 menit tetapi mematikan semua sel dalam waktu 10 menit. Karena itu, bila suatu senyawa uji pada pengenceran 1 : 180 mematikan mikroorganisme uji dalam 10 menit namun tidak dalam 5 menit dan bila hal yang sama dilakukan oleh fenol pada pengenceran 1 : 90, maka koefisien fenol senyawa uji itu menjadi 180 : 90 atau 2. pada prosedur macam ini perlu diperhatikan apakah aksi penghambatannya itu bakterisidal atau bakteriostatik.
2. Zat kimia itu dicampurkan kedalam media agar atau kaldu, diinokulasi dengan organisme uji, diinkubasi lalu dilakukan pengamatan terhadap (a) penurunan banyaknya pertumbuhan atau (b) tidak adanya pertumbuhan, bergantung pada efek mana yang penting bagi penerapan yang dimaksudkan.
3. Media agar pada cawan petri, diinokulasi dengan organisme uji. Zat kimia yang diuji ditempatkan diatas permukaan media itu. Setelah masa inkubasi tertentu, cawan itu diamati untuk melihat adanya zona hambatan (tidak ada pertumbuhan) disekeliling situs tempat ditaruhnya zat kimia tersebut. Metode ini terutama cocok untuk menguji zat antimikrobial yang akan digunakan dalam siapan setengah padat seperti jeli atau salep. Siapan cair ditaruh pada piringan kertas serap yang kemudian ditaruh diatas medium agar.
Harus ditekankan bahwa tidak ada satupun metode uji yang cocok untuk mengevaluasi segala zat kimia germisidal bagi semua aplikasi yang dianjurkan. Karena itu, kita harus berhati-hati didalam memilih metode uji bagi suatu zat kimia tertentu agar hasilnya mengandung arti, dapat diulang, serta dapat pula diinterpretasikan secara praktis. Karena lingkungan tertentu seperti suhu, pH, dan adanya bahan organik dapat mempengaruhi kerja antimikrobial suatu zat kimia, maka penting sekali evaluasi mengenai efektifitasnya dipandang dari segi kondisi yang mungkin dijumpai pada penggunaan praktis zat tersebut.
(sumber : pengendalian mikroorganisme dengan bahan kimia hal 501-502)
liat juga yang ini:
Posting Komentar