banyaknya pengunjung
DAFTAR ISI BLOG
kumpul blogger
lowongan
lowongan kerja
lowongan kerja
income-web
promoteburner
upacara dan kebiasaan makan
Tradisi Sekitar Upacara dan Kebiasaan Makan.
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya sebagai belajar. Seseorang dapat dikatakan berbudaya apabila orang tersebut dapat mengenal nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan tersebut.
A.Upacara Padagi dan Beberapa Jenis Makanan Sasajian.
Padagi adalah tempat pemujaan bagi masuyarakat setempat guna mendekatkan dirinya dengan Jubata. Upacara pemujaan ini dilakukan setiap tanggal 28 Mei, yang
bertujuan untuk memelihara dan meminta bantuan kepada makhluk halus yang dipercaya mampu membantu kehidupan masyarakat sehingga terhindar dari segala cobaan.
Makanan yang dasajikan adalah tumpi yang merupakan tepung beras, poe atau beras ketan, telur, sepasang ayam, sirih, pinang, gambir, beras banyu atau beras yang dicampur minyak kelapa, bontong.
B . Upacara Daur Hidup dan Kebiasaan Makan.
Upacara daur hidup pada Suku Dayak Kanayatn di Desa Saham meliputi :
a. Upacara Kelahiran.
Batalah adalah upacara pemberian nama kepada anak.Upacara ini dilakukan setelah bayi berumur tujuh hari dan setelah itu diikuti dengan pemberian nama yang disebut buak.
Pada upacara ini ada berbagai jenis makanan yang disediakan guna terpenuhnya acaraini, yaitu :
- Beras pulut sepinggan,
- Beras biasa sepinggan,
- Telur ayam mentah 1 biji,
- Jarum 1 batang,
- minyak tengkawang,
- Mata uang lam,
- Air putih,
- Pelita atau penerangan,
- Ayam jago 1 ekor.
b. Upacara Sunatan Atau Babalok.
Masyarakat suku Dayak Kanayatn mengenal upacara sunatan bagi kaum laki-laki saja. Anak yang akan disynat berumur 12-15 tahun. Upacara sunatan ini dilakukan oleh dukun Balak. Sebelum upcara dimulai, anak yang akan disunat harus berendam
di sungai selama 1 jam, dan dilakukan pada pagi hari. Anak yang akan disunat memakai ikat kepala atau sunpolo berwarna merah serta duduk diatas tawak atau gong.
Setelah tujuh hari setelah disunat tidak boleh makan daging supaya lukanya lekas sembuh. setelah masa berpantang dijalankan, maka diadakan upacara pengurus atau mandi di sungai denganmembawa tombak serta tangkin atau parang.
c. Upacara Perkawinan atau Balaki Babini.
Sebelum upacara perkawinan berlangsung maka diadakanlah upacara perkenalan. Dalam acara ini pihak laki-laki datang kepihah pengantin perempuan guna menyampaikan maksud pihak laki-laki dan mengadakan perundingan dengan pihak perempuan.Sesuai dengan maksud perkawinan yaitu untuk mendapatkapenerus keturunan, sehingga apa yang mau mereka kerjakan harus atas seijin Jubata.
d. Upacara Kematian.
Upacara kematian merupakan suatu upacara pelepasan anggota dan fungsinya di masyarakat, oleh karena itu setiap ada yang meninggal akan terdengar suara ratap tangis yang berisikan kata-kata sedih dari keluarga yang ditinggal. Segala tingkah laku tersebut sekaligus mencerminkan adanya hubungan yang erat diantara anggota keluarga.
e. Upacara Penanaman Padi dan Kebiasaan Makan.
Penanaman padi pada masyarakat ini selalu diiringi dengan upacara-upacara yang tujuannya agar diberi hasil yang baik dan keselamatan.Oleh karena itu dalam setiap upacara diadakan makanan-makanan upacara dan kebiasaan makan yang berhubungan dengan kegiatan penentuan tempat berladang, membuka hutan atau nabas, membakar atau menunu, menugal, merumput, waktu panen dan naik Dango.
f. Upacara yang Berkaitan dengan Musim Buah-buahan dan Jenis-jenis Makanan Upacara.
Upacara diadakanterutama berkaitan dengan mulai berhubungannya pohon durian disebut upacara ngelabur, untuk permohonan kepada Jubata agar buah durian yang sudah tumbuh tidak berguguran lagi.Oleh karena itu makanan upacara disiapkan seperti ayam, tumpu, sirih, gambir, pinang dan bontong.
Posting Komentar